Kepada pemilik secarik kertas biru, yg kau selipkan di mejaku
aku tidak kaget saat suratmu sampai padaku ataupun gugup saat membacanya baris demi baris telah kulihat, dan kucerna dan aku bisa memahami segala isi hatimu
sahabat, coba kita buka mata hati kita masihkah ia seputih salju yang selalu membeda antara hitam dan abu-abu masihkah ia secerah mentari selalu memberi cahaya kala gelap menjadi kelam ataukah hanya bisikan syetan yg bercampur dengan nafsu membawa kita pada sesat...
No comments:
Post a Comment