Thursday, 18 August 2011

catatan perjalanan #2


aku masih di jalan meski sering menepi
lampu masih mati
gelap dan pekat tetap menyelubungi
rasa takut akan tersesat masih menyelimuti
....
seorang teman datang menghampiri
dia bilang : mungkin ketersesatan yang jauh
akan lebih mendatangkan belas kasih Tuhan
untuk menyambut tangan dan menuntunmu ke jalan lurus,
dari pada hanya diam menunggu dibalik rasa takut dan pengecut...
bergerak sajalah
...
sejak itu aku berusaha melangkah
berjalan walau payah
mencoba mengisi detik-detik waktu yang menahun
dan aku ternyata tak beranjak dari kandang
...
teman yang lain bilang : uripmu kok 
moso' yo mung ngena-ngene iki terus,
sedang presiden kita mengatakan :
telah kupilih jalanku sendiri
dalam prinsip kehidupanku
meski tak selalu mudah
aku yakin sampai di sana
...
aku tertawa,
mengumpat,
haus,
tiba-tiba aku ingin minum susu
...
lalu di sudut lampu merah
aku berhenti sesaat
sambil menanyakan pada tuhan :
apa karena lampu lalu lintas bila merah menyala kendaraan berhenti
karena itu perempuan-perempuan harus menghentikan sembahyang
bila merah mereka menyala
...
oooo...
oooo...
nobel perdamaian untuk presidenku
jalan-jalan panjang di jogja mengutuk langkahku
aku berteriak...
susu!
susu!
susu!
bukan jamu!
tuhan!
Kamu harus dengar itu!
sebab kata anak UIN dan ceramah kultum
yang aku dengar dipengeras masjid
saat tarawih tadi malam
engkau adalah sebaik-baik pencipta susu!
oooo...
oooo...
aku jenuh menunggu,
kenapa susu belum ada di gelasku,
sedang waktu terus mengejek
menyudutkanku dan sudah memecahkan gelasku
aku mengumpat ;
as*!
as*!
as*!
as*!
as*!
as*!
Tuhan kenapa engkau diam saja,
mana susumu,
ini aku tak punya susu,
...
tiba-tiba gunung di medan sedikit menjawab
tapi itu bukan susu
...
aku berjalan lagi
setelah tuhan tak menjawab di lampu merah tadi,
aku curiga
apa Tuhan sudah hilang,
aku lihat ke dalam saku baju
Tuhan masih ada,
dia bahkan tersenyum,
sangat bijaksana sekali,
wajarlah dia Tuhan gitu loh
...
aku reda sejenak
tak perlu aku bunuh diri saat ini
karena tak bisa menemui Tuhan di dalam kotak hitam di mekkah sana,
sebab dia masih di sini,
tak beranjak kemana-mana,
walau belum juga memberi aku susu,
Tuhan
i love you
...
tapi tak mudah mencintaimu Han,
harus menunda minum susu akibatnya,
dan rela terus meneguk jamu jadinya
...
tapi bagaimanapun aku tetap sayang padamu Han,
karena aku tak punya jalan lain,
kecuali itu,
kecuali kalau aku mau keluar dari jalanmu,
kecuali kalau aku rela menghianati kesunyianmu,
kecuali kalau aku jadi banci dan pura-pura memiliki susu,
...
oooo...
oooo...
nobel perdamaian untuk presidenku,
as*!
as*!
as*!
...
...

by: Ali Antoni

No comments:

Post a Comment